Anies Baswedan di Tinggalkan?

Anies Baswedan

Anies Baswedan mulai ditinggalkan pasca penetapan hasil pemilu 2024, pasalnya Komisi pemilihan umum (KPU) telah menetapkan hasil pemilu 2024 pada tanggal 20 Maret 2024, sesuai perhitungan real count pemilihan presiden, hasilnya pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming raka keluar sebagai pemenang.

Bedasarkan data KPU pasangan capres dan cawapres Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming raka mendapatkan suara sebesar 58,59%, 164.227.475 suara pemilih sah nasional, tentunya dengan kemenangan pasangan no urut 2 akan merubah manuver politik partai pengusung pasangan capres dan cawapres Paslon no urut lain, salah satunya Paslon no urut 1 Anies Baswedan.

Anies Baswedan tampaknya mulai ditinggalkan sendiri usai pilpres 2024 menemukan hasil titik Ahir, ada 3 partai yang mengusung Anies Baswedan Nasdem, Partai kebangkitan bangsa (PKB) dan partai keadilan sejahtera (PKS) pergerakan mereka sekarang dinilai dapat berpotensi meninggalkan capres 01 Anies Baswedan.

Surya Paloh yang merupakan ketua umum partai Nasdem sudah melakukan pertemuan dengan Paslon capres no urut 02 Prabowo Subianto di markas partai Nasdem itu sendiri pada Jumat (22-03-2024), ada kata-kata yang menarik di ucapkan oleh Prabowo Subianto pada pertemuan itu “ saya selalu menawarkan, saya selalu mengajak” ucap Prabowo.

Pertemuan itu seolah memberikan sinyal kuat bahwa Prabowo ingin merangkul Nasdem untuk kerja sama di antara elit partai dan partai politik, dapat dipastikan dengan sambutan hangat Surya Paloh akan kehadiran Prabowo kemarkas Nasdem dapat dimaknai bahwa Surya Paloh akan bermanuver untuk memastikan mendapatkan posisi di kubu Prabowo.

Belum lagi ada 2 menteri dari partai kebangkitan bangsa (PKB) yaitu Ida Fauzi dan Abdul Halim Iskandar yang tidak lain dan bukan merupakan kakak dari Muhaimin Iskandar yang sudah menghadap presiden Jokowi, apakah ini merupakan Signal untuk membangun koalisi kepengurusan Prabowo dan Gibran.

Dari sisi lain partai keadilan sejahtera (PKS) turut menerima hasil pemilihan presiden (pilpres) 2024 yang ditetapkan oleh komisi pemilihan umum (KPU), disini ada kekompakan yang kita lihat dari partai Nasdem dan partai keadilan sejahtera (PKS) yang menerima keputusan KPU apakah ini pertanda Anies akan ditinggalkan belum lagi melihat partai kebangkitan Bangsa (PKB) sudah berkomunikasi intens dengan KIM.

Kini ditengah-tengah pengumuman keputusan hasil pemilihan presiden atas kemenangan Prabowo Gibran oleh komisi pemilihan umum (KPU), Anies Baswedan tetap berjuang mengajukan gugatan kemahkamah konstitusi (MK) agar hasil pilpres 2024 dibatalkan dan pilpres digelar ulang tanpa Prabowo Subianto-gibran Rakabuming raka, atau Prabowo mengganti cawapresnya.

Gugatan dari capres Anies Baswedan dibacakan oleh pengacaranya Bambang Widjojanto dalam persidangan digedung mahkamah konstitusi di jakarta pusat pada Rabu (27 Maret 2024), adapun dalam gugatan yang dibawa oleh pengacara Anies Baswedan ada sembilan poin.

Melihat kondisi ini apakah kehendak Anies Baswedan menjadi presiden adalah manifestasi dari dukungan partainya atau memang keinginan pribadi dirinya, pasalnya hari ini partai-partai koalisi Anies Baswedan seolah sudah membuat langkah untuk mengamankan nasib partainya kedepan dengan cara membuat koneksi dengan Paslon nomor urut 02 Prabowo dan Gibran.

Apakah Anies Baswedan akan ditinggalkan oleh partai koalisinya?.

Bagaimanapun ini hanya spekulasi belaka segala kemungkinan dapat terjadi didalam politik, belum lagi apabila partai politik harus mengambil jalan menempatkan dirinya sebagai oposisi pemerintah akan berat bagi kemajuan partai tersebut, partai oposisi harus siap tidak mendapatkan sektor potensial dalam pemerintahan.

Kini langkah dari partai pengusung Anies Baswedan seolah membuat ruang agar mereka dapat masuk kedalam kepengurusan Prabowo Subianto dan Gibran demi mendapatkan posisi potensial dalam pemerintahan dan tetap mempertahankan eksistensi partai agar dapat bertahan.

Melihat pergerakan anies dan partai pengusungnya yang bertentangan desas desus Anies Baswedan mulai ditinggalkan tidak dapat terelakkan, seperti yang kita ketahui bersama didalam politik tidak ada namanya teman sejati dan musuh abadi, semua bisa saja terjadi didalam politik.

Sekarang kita lihat saja kedepannya apakah Anies Baswedan tetap bertahan dalam menggugat ke mahkamah konstitusi atau Anies Baswedan bersikap lapang dada menerima keputusan komisi pemilihan umum (KPU) dan menduduki menteri di kepemimpinan Prabowo dan Gibran sesuai yang di isukan.

 

Tulisan ini Oleh : Danu Abian Latif / Founder Sekolah Kita Menulis (SKM) Cabang Langsa

Slide Up
x
adbanner