SKM dan Penguatan Human Capital Rakyat Indonesia

SKM

SKM & Penguatan Human Capital Rakyat Indonesia – “Orang membeli buku harga 100 rb itu terasa mahal, tapi kalau nongkrong di Cafe dan menghabiskan 200 rb, itu dianggap murah. Artinya orientasi perut lebih besar dari pada otak.” Begitulah kutipan yang penulis muat dari pandangan Prof. Dr. Kh. Hamid Famhy Zarkasyi, MA (Ketum MIUMI dan Rektor Unida Gontor).

Jika mengamati pernyataan Prof. Dr. Kh. Hamid Zarkasyi, MA tersebut. Kemudian, kita bandingkan melihatnya melalui sudut pandang kondisi milenial kita saat ini di Kota Langsa bahkan di Aceh secara luas. Mungkin bisa ditafsirkan inilah yang terjadi pada milenial kita saat ini.

Di Aceh sendiri Caffe dan Warung Kopi atau disingkat warkop (sebutan umum masyarakat Aceh) sepertinya sudah membudaya menjadi sebuah tempat, seperti markas berkumpulnya para milenial. Bahkan pada masanya, warkop merupakan epicentrum tempat bertukar atau menciptakan sumber inspirasi, gagasan dan ide bagi para pemuda untuk meningkatkan kapasitas diri melalui membaca, menulis, berdiskusi, menciptakan kajian, aksi perubahan dan sebagainya.

Namun sangat disayangkan di era disrupsi digital dan kemajuan teknologi saat ini. Warkop yang di kenal membudaya sebagai epicentrum tempat bertukar atau menciptakan sumber inspirasi, ide dan gagasan. mulai menampakan pergeseran perubahan didalamnya. Tidak bisa dipungkiri, coba kita perhatikan bersama di sekitar kita saat ini. sangat disayangkan berkumpulnya para milenial saat ini di warkop kebanyakan hanya sekedar menghabiskan waktu nongkrong, bermain game, dan lain sebagainya.

Padahal harusnya disaat munculnya era disrupsi, dihadapkan momentum bonus demografi dan berbagai situasi perubahan yang tidak bisa diprediksi saat ini. Sebagai milenial dan generasi penerus, kita mesti mampu bersiap meningkatkan kapasitas, mengisi kekosongan untuk menopang dan menyeimbangkan diri menghadapi perubahan-perubahan besar yang bisa saja terus terjadi.

Menurut penulis juga, situasi buruk di Aceh saat ini dengan berbagai kondisi ekonomi dan pendidikan yang masih dikenal terendah di Sumatera maupun Nasional atau kondisi buruk lainnya. sebenarnya adalah salah satu bentuk cerminan melihat kondisi generasi muda sebelumnya yang gagal menyeimbangkan diri sebagai human capital masa dulu dengan perubahan pada masa kini.

Itu berarti, bagaimana pun kondisi masa depan adalah bentukan hasil yang tentu sangat berpengaruh dan bergantung dengan kondisi milenial ataupun generasi muda masa kini. maka oleh sebab itu sebagai generasi muda atau dikenal dengan generasi milenial yang juga sebagai human capital ataupun modal berharga saat ini. perlu senantiasa berupaya meningkatkan nilai kapasitas diri sehingga dapat memberikan keuntungan dan mampu bertahan menyeimbangkan diri dengan segala perubahan masa depan sehingga mampu menghadapi bonus demografi yang akan terjadi.

Sejalan dengan ini, kehadiran lembaga Sekolah Kita Menulis (SKM) diberbagai penjuru daerah di Aceh maupun di tanah air. Selain bertujuan menggairahkan generasi muda untuk terus menulis dan berkarya. di lembaga Sekolah Kita Menulis ini juga membawa misi menguatkan nilai human capital rakyat indonesia lintas generasi, menjalankan agenda mencerdaskan bangsa, dan melalui menulis di Sekolah Kita Menulis juga generasi milenial maupun berbagai lintas generasi bisa senantiasa berinovasi sekaligus berkarya. Sehingga dengan hadirnya SKM berarti sejalan dengan menghadirkan solusi dari minimnya budaya literasi milenial dan sebagai Efektifitas Menghadapi Era Disrupsi dan Momentum Bonus Demografi kedepan.

Hingga kini telah terbentuk 15 cabang Lembaga Sekolah Kita Menulis di tanar air diberbagai penjuru daerah, diantaranya ada :

  • SKM Cabang Sumenep,
  • SKM Cabang Jakarta,
  • SKM Cabang Tanjungpinang,
  • SKM Cabang Sumatera Barat,
  • SKM Cabang Jambi,
  • SKM Cabang Medan,
  • SKM Cabang Langsa,
  • SKM Cabang Lhokseumawe,
  • SKM Cabang Aceh Tenggara,
  • SKM Cabang Aceh Tengah,
  • SKM Cabang Sigli,
  • SKM Cabang Banda Aceh,
  • SKM Cabang Nagan Raya,
  • SKM Cabang Sabang, dan
  • SKM Cabang BogorDan besar kemungkinan akan terus menyusul hadir cabang lainnya di berbagai daerah di penjuru tanah air.

 

Tulisan ini oleh Dwi Setiawan – Pimpinan Sekolah Kita Menulis (SKM) Cabang Langsa, Email: dwisetiawan1998@gmail.com

Slide Up
x
adbanner