Kuliah Tamat Tepat Waktu atau Diwaktu Yang Tepat

Tamat Tepat Waktu

Banyak dari Mahasiswa baru yang masih polos akan kehidupan kampus, belum tau bagaimana menjalani studi tanpa harus masuk pagi pulang sore, malamnya ngerjai tugas supaya nilai rapot diatas rata-rata atau bahkan memiliki harapan lebih salah satunya mejadi yang terbaik di kelas (mendapatkan ranking/peringkat).

Menyusun jadwal mata sekolah untuk esok hari, belajar setiap malam agar besoknya memahami dan terlihat lebih aktif dari teman yang lain, membuat kompetisi semakin seru dan ketat. Kalau dimasa saya dulu ada istilah anak sekolahan “yang paling aktif adalah anak kesayangan guru”, sehingga banyak siswa ataupun siswi berebut menjadi yang nomor satu agar menjadi anak kesayangan guru dan tujuan akhirnya guru memberikan nilai yang bagus. Tapi tidak sama halnya dengan kuliah, penerapan di masa sekolah sangatlah berbeda yang akan membuat mahasiswa baru ini akan semakin rumit dengan keputusan yang akan dia ambil. Tahu mengapa?

Kuliah merupakan salah satu jalur untuk melanjutkan studi dijenjang yang lebih tinggi atau dikenal sebagai strata satu (S1). Banyak dari mahasiswa yang masih terbawa penerapan pada saaat sekolah dulu. Masuk pagi pulang sore, mengikuti agenda yang padat yang wajib diikuti dan jika tidak akan diberi sanksi yang berpengaruh kepada nilai rapot.

Kuliah merupakan sistem penerapan yang lebih freedom (kebebasan) artinya ruang lingkung kehidupan selama kuliah itu lebih luas dibandingkan dengan masa sekolah dulu. Kuliah bukan lagi dipaksa masuk pagi pulang sore, limit absen tidak lebih dari 5 kali, wajib beli buku sks dan mengikuti penelitian. Penerapan kuliah lebih sederhana namun rumit, maksudnya? Iya, sederhana tetapi konsekuensinya besar dan bahkan dapat mempengaruhi masa yang akan datang. Paham sampai sini? atau masih paradoks dengan diksi katanya? saya akan coba jelaskan secara seksama dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Apa yang dimaksud dengan kebebasan? sederhana tapi rumit? analogi sederhanaya seperti ini, anda masuk kedalam sebuah hutan belangkara yang banyak hewan buasnya dan banyak sumber makanan yang bisa didapatkan. Anda ditugaskan untuk survive (bertahan) sampai garis finish terdepan. Namun, di dalam hutan belangkara itu bukan hanya anda seorang, tetapi banyak sekali orang yang punya tujuan yang sama dengan anda. Apa itu? bertahan dan sampai di garis finish terdepan. Sehingga dapat disimpulkan, kuliah itu seperti misi dalam menamatkan sebuah game.

Kesimpulannya tidak berhenti disitu, saya akan coba memaksa anda agar anda lebih berpikir maksud dari analogi yang saya berikan. Sebuah game? masuk kehutan belangkara? bertahan untuk menuju finish digaris paling terdepan? apa korelasi dari penerapan kuliah dengan itu semua? baik disini kata kuncinya. Pernah tidak kamu berpikir, mengapa kamu masuk kedalam hutan belangkara? apakah itu sebuah paksaaan atau kemauan? atau hanya ikut-ikut teman? jika jawaban kamu paksaan dan ikut teman maka kamu di eliminasi dan cerita ini berakhir sampai disini. Namun, jika jawaban anda atas kemauan sendiri, maka ini lanjutan dari kata kuncinya dan anda dapat melihat lanjutan dari cerita ini.

Jika masuk kehutan belangkara itu didasarkan atas kemauan kamu, coba bayangkan hutan belangkara itu adalah jurusan yang kamu pilih berdasarkan kemauanmu. Apa yang akan terjadi setelahnya? maka setelah kamu memilih jurusan berdasarkan kemauanmu, tahap selanjutnya kamu akan bertualang di hutan untuk bertahan, benar tidak? kamu akan mencari makanan yang tidak membahayakan dirimu, dan membuat makanan itu menjadi nutrisi agar kamu dapat mencapai garis finish tercepat dibandingkan orang lain.

Tetapi jalan ceritanya tidak semudah itu, bisa saja dalam mencari makan ternyata makanan itu mengandung racun, bisa jadi menghambat pencapaianmu sampai ke garis finish. Muluk-muluk garis finish, untuk bertahan saja kamu tidak mampu. Seperti itulah kuliah, kamu akan dihadapkan dengan banyak hal baru, baik itu positif maupun negatif. Bagaimana cara kamu mengosumsi itu sebaik-baiknya. Kamu akan dihadapkan dengan kebebasan masuk kelas dapat nilai, tidak masuk kelas tidak dimarahi dosen atau bahkan tidak mengerjakan tugas tidak ada hukuman. Maka seperti itulah racun, tidak membuat kamu mati disaat itu juga, tetapi semakin sering kamu mengkonsumsi itu maka semakin besar peluang kamu akan mati dan tidak dapat bertahan selama kuliah.

Mengapa itu bisa terjadi? dosen tidak akan peduli tentang kamu yang memakan racun, berlari agar cepat-cepat sampai garis finish. Dosen hanya perantara agar langkahmu sampai ke garis finish lebih cepat dibandingkan temanmu yang lain, atau bisa saja jadi penghambat. Hidup di hutan haruslah menerapkan “hukum rimba” dan “petarung sejati” jika perantara tidak dapat membantumu mencapai garis finish maka kamu sendiri yang membuat perantara itu.

Diperjalan, kamu akan dihadapkan dengan hewan buas. Bisa jadi itu organisasi maupun keseruan yang sifatnya tidak abadi. Organisasi bisa membuat langkahmu cepat mencapai garis finish bisa juga menghambatmu mencapai garis finish. Apalagi keseruan yang menjerumuskan dirimu ke arah yang negatif, sudah dipastikan kamu kalah untuk mencapai garis finish.

Selektif dalam memilih organisasi yang memiliki feed and back, seperti public relation, link and match, dll. Banyak organisasi seperti hewan buas, sewaktu-waktu bisa memangsamu, atau malah sebaliknya hewan itu yang menjadi motor agar kamu bisa sampai di garis finish terdepan. Sekarang tahu kan? Masuk organisasi jika ada feed and back, public relation, link and match. Jika tidak ada, sorry to say, pilihlah organisasi yang memiliki ketiga kategori tersebut.

Setelah masuk kehutan belangkara, survive (bertahan),berjumpa dengan hewas buas, lalu selanjutnya apalagi? Ya betul. Selesaikan dan tuntaskan (finish di garis terdepan). Ini puncak dari misi kali ini. Bilanglah kamu yang pertama mencapai garis finish terdepan, apakah kamu bangga depan pencapaian tersebut? tentunya. Mendapatkan predikat terbaik sebagai mahasiswa dengan menjalankan misi tercepat. Lantas, bagaimana dengan temanmu yang sampai digaris finish tetapi bukan yang pertama? Apakah dia tidak mendapatkan predikat sebagai mahasiswa yang telah berhasil menjalankan misi? tentunya dapat, tetapi bukan predikat terbaik melainkan sukses menjalan misi. Apakah itu buruk? dan apakah karena kamu mendapatkan predikat terbaik, kamu sudah pasti lebih baik dari dia? tentu, karena siapa yang paling cepat menyelesaikan misi maka dia yang terbaik.

Tapi pernahkan kamu berpikir bahkan melihat? ternyata ada bekas luka yang cukup besar dibagian tubuh dan wajahnya? Sedangkan kamu mungkin hanya memiliki bekas sayatan dedurian di telapak kakimu sewaktu berjalan. Apa yang membedakan kamu dengan dia? setelah kamu melihat luka yang begitu besar di tubuh dan wajahnya, walaupun raut wajanya tersenyum? Apakah kamu masih mau mengolok-olok dirinya yang tidak lebih cepat dari kamu dalam menjalankan misi?

Disini kita dapat belajar, menjalankan sebuah misi itu bukan bicara siapa yang paling cepat atau lambat. Setiap orang memiliki proses dan hambatannya masing-masing. Jangan pernah justifikasi karena kamu yang paling cepat maka orang dibelakang kamu tidak lebih baik dari kamu. Bisa jadi, proses mereka lebih kejam dari proses kamu, atau mungkin proses kamu yang lebih keras dibandingkan mereka? Siapa yang tahu.

Singa dikatakan sebagai raja hutan bukan karena dia yang paling besar, kalau seperti itu gajah lah yang lebih besar. Bukan karena yang paling cepat, cetah lah yang memenangkan itu, bukan karena yang paling pintar, tupai lah yang unggul akan hal itu. Tetapi apa? Mental. Harimau memiliki mental yang tidak dimiliki hewan lain. Sama halnya seperti mahasiswa, setelah dari kuliah ada misi lainnya yang mungkin lebih sulit dari itu. Jika mental saja tidak punya, bagaimana mau bersaing? Lantas apakah mental saja cukup? tentu tidak. Dia tidak akan membiarkan tubuhnya terluka begitu parah, wajahnya terbelah begitu saja. Ada nilai yang dia perjuangkan sampai harus mengorbankan dirinya demi mendapatkan itu. Apa itu? Kualitas diri.

Mental yang kuat tanpa dibarengi kualitas diri, itu sama seperti membangun istana tanpa pondasi yang kuat, tidak akan bertahan lama dan akan rubuh. Saya mengapresiasi tema-teman yang bisa menjalankan misi yang paling cepat, karena saya sendiri tidak bisa seperti kalian. Saya harus korbankan tubuh dan wajah saya terbelah untuk menyelesaiakn misi itu.

Lalu? pertanyaannya, tamat tepat waktu atau diwaktu yang tepat? Simpulkan sendiri. Kalau kamu membacanya sampai habis, kamu akan tau jawabannya. Ayo, jangan mau dikatakan negara kita hanya 15 persen anak muda yang paham paragraf awal sisanya termakan hoax. Apa artinya? Kita minim literasi yang membuat kita salah dalam mengambil keputusan dan kesimpulan.

 

Tulisan ini oleh Sausan Alya Taisir Mahasiswa dan Aktivis Lingkungan

Slide Up
x
adbanner