Semua hal yang menyangkut tentang politik pantas untuk digunjingkan, bagaimana bisa politik harus disopan santunkan, karena sopan santun tidak akan melahirkan kejujuran didalam politik justru akan melahirkan kemunafikan, sangat mengherankan kita masyarakat harus dituntut berbicara santun dan tidak menyinggung dalam menegur pelayan kita kerjanya tidak becus.
Tapi hari ini justru pelayan kita sudah bersikap orang paling suci, maha benar merasa semua yang mereka lakukan adalah sebuah kebenaran tidak boleh ada yang mengkritik, apakah setelah menjadi elit politik membuat alergi akan kritik, mengkemas sebuah hukum untuk menjerat siapapun yang mengkritik sungguh ironi hal ini kalau kita amati.
Selain alergi kritik para elit politik juga phobia memintak maaf, kalau ada satu manusia yang tidak pernah memintak maaf kepada masyarakat dia adalah para elit politik, tidak pernah sekalipun para elit politik atau partai politik memintak maaf akan kerugian yang mereka buat untuk bangsa terutama bagi masyarakat Indonesia, padahal mereka yang mengkorupsi , mengeksploitasi, mengkebiri hukum dan lain sebagainya.
Kita semua pernah mendengar dosen memintak maaf klarifikasi kepada masyarakat, artis memintak maaf, guru memintak maaf kepada masyarakat, polisi meminta maaf kepada masyarakat, TNI meminta maaf kepada masyarakat, tapi mengapa hari ini sektor elit politik tidak pernah sekalipun meminta maaf kepada masyarakat.
Tapi mengapa mengatakan maaf kepada masyarakat seolah menjadi sebuah hal yang sulit dan mustahil untuk dilakukan, padahal dengan apa yang mereka perbuat telah merugikan masyarakat Indonesia, kata maaf adalah hal yang sangat wajib dilakukan bahkan kata maaf saja tidak cukup untuk menebus kesalahannya.
Ingin sekali melihat ketua partai meminta maaf kepada masyarakat Indonesia, karena akar dari permasalahan ini adalah dari mereka, produk hukum, korupsi, strategi eksploitasi dan lain sebagainya. Tidak usah munafiq dan seolah paling bersih dapat dipastikan setiap kader dari partai pernah melakukan kasus korupsi.
Tapi dengan apa yang telah dilakukan pernahkah mereka klarifikasi dan meminta maaf kepada masyarakat, justru seolah cuci tangan dan merasa tidak terlibat, apa susahnya untuk meminta maaf kepada masyarakat atas apa yang telah diperbuat, apakah begitu tidak berharganya masyarakat sehingga mengeluarkan kata maaf seolah menjadi hal yang famali dan tabu untuk di ucapkan.
Apakah dengan meminta maaf membuat elit politik merasa terendahkan, karena sangat berbahaya apabila para elit politik tidak mempunyai perasaan bersalah hal itu akan membuat apapun yang mereka ingin kerjakan merasa semuanya benar, tanpa memperdulikan kepentingan masyarakat, ia akan melakukan apapun segala cara demi kepentingan dirinya dan kelompok-kelompoknya saja.
Perlu digaris bawahi untuk teman-teman semua coba pakai logika terbalik, siapa tuan dan siapa pelayannya dinegeri ini kawan, mereka maju mengatas namakan demi kepentingan masyarakat, sebagai manifestasi suara rakyat dan menjadi media perwujudan apa yang diinginkan oleh rakyat baik demi kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia.
Tapi fakta yang terjadi 78 tahun Indonesia merdeka, sistem politik di Indonesia para elit politiknya berjalan seperti seorang dewa, rakyat tidak dianggap begituh mudah mereka mengkorupsi, mengkebiri huku, mengeplotasi alam demi kepentingan kelompok-kelompoknya saja, rakyat kembali menjadi asing di negerinya sendiri.
Maka dari pada itu politik pantas untuk digunjingkan, supaya mereka tau siapa tuannya dinegeri ini, jangan sampai mereka lari dari pada fakta bahwa negara demokrasi rakyat memiliki kekuasaan tertinggi, bagaimana bisa kita harus menyopan santunkan bahasa kita untuk menegur pelayan kita yang berbuat salah.
Ingat kawan apabila kesalahan selalu dibenarkan maka akan melahirkan kesalahan-kesalahan yang benar, mari kita serukan perlawanan demi kaum-kaum tertindas, kaum-kaum yang termarjinalkan, kaum-kaum pribumi yang menjadi asing di negaranya sendiri, hanya ada satu kata yaitu LAWAN, kembalikan hak-hak kita sebagai rakyat Indonesia.
Sesuai amat Undang-Undang Dasar 1945 kedaulatan berada ditangan rakyat, maka dari pada itu mari kita kembalikan fungsi ini sebagaimana semestinya , kita rakyat dan kitalah tuanya ditanah air kita ini, jangan sampai terbalik lagi seolah kita pedatang haram yang mudah untuk digusur, ditelantarkan dan dibiarkan sakit dan kelaparan.
Politik memang pantas untuk digunjingkan karena hal-hal pahit biasanya yang bisa menjadi penawar dari sebuah penyakit, semoga, terbuka pintu hati para elit politik yang ada dinegeri ini sehingga mereka bisa bermuhasabah tentang apa saja hal zhalim telah mereka perbuat kepada rakyat, ingin sekali mendengar kata maaf dari mulut dan lisan mereka akan kesalahan yang telah mereka perbuat terhadap rakyat Indonesia.
Tulisan ini oleh : Danu Abian Latif – Founder Sekolah Kita Menulis (SKM) Cabang Langsa
Leave a Reply