Melirik Embrio Panglima Tibang di 2024

Panglima Tibang

Nama asli Panglima Tibang adalah Ramasamy. Dia merupakan seorang pemuda dari India selatan. Suatu ketika singgah di pelabuhan kerajaan Aceh. Ia hanya seorang perantau yang punya keahlian sebagai pesulap. Berbekal keahliannya itu pula, ia mampu menarik simpati masyarakat Aceh di pelabuhan.

Keahliannya main sulap akhirnya sampai juga ke istana kerajaan Aceh Darussalam. Dalam sebuah perhelatan ia pun diundang untuk menunjukkan kebolehannya itu.Pemuda pengembara itu pun tak menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Melalui pertunjukan sulapnya, ia berhasil masuk istana. Kesempatan itu pula yang digunakannya untuk menarik simpati Raja Aceh. Hal itu pun dituainya, setelah ia memeluk Agama Islam dan mengganti namanya menjadi Muhammad. sebagai mualaf, biaya hidupnya ditanggung kerajaan.Ia pun semakin mantap menancapkan pengaruhnya di istana, setelah Sultan Mahmud Alauddin Syah (1871-1874) mengangkatnya sebagai Syahbandar di pelabuhan Aceh.

Karena jabatan itu, ia pun diberi gelar kehormatan, layaknya seorang bangsawan, Teuku Panglima Maha Raja Tibang Muhammad, yang sepanjang masa dikenang oleh bangsa Aceh sebagai pengkhianat, yang menggunting dalam lipatan.

Bagaimana tidak sosok satu ini yang di utus oleh kerajaan Aceh Darussalam untuk berdiplomasi dengan Belanda di Riau malah ikut menyerang Aceh berbarengan dengan kafe penjajah jelas ini membuat sakit hati masyarakat Aceh dan sampai sekarang nama itu masyhur sampai detik ini sebagai nama pengkhianat yang merusak citra Aceh.

Melihat Aceh hari ini masihkah adakah ada janin, ataupun embrio tokoh yang di cerita kan di atas? Yang menjual citra buruk Aceh ke panggung nasional dengan kejahatan yang terstruktur yang sistematis seperti di tangkap nya ratu narkoba yang amat Hedon di media sosial nyata nya menjual barang haram yang merusak generasi anak cucu bangsa, atau kasus yang viral akhir akhir ini yang menjadi atensi masyarakat Indonesia yang terbunuh nya saudara Imam Maskur di Jakarta oleh Oknum Paspampres yang berdomisili juga di Aceh yang menjual kacang Kuneng sebutan familiar untuk obat dosis tinggi yaitu tramadol.

Atau para mandataris negara’ yang berikan hak untuk menciptakan regulasi ataupun peraturan tapi nyata peraturan itu di ciptakan untuk para jaringan atau bahasa kerennya oligarki.

Berkaca dengan kasus di atas sebenarnya ada motif ekonomi yang menjadi ujung tombak dari awal kasus ini dan itu harus di selesaikan oleh dua hal keinginan yang kuat untuk berusaha dan peraturan ekonomi yang di lahirkan oleh pengusaha. Kita coba menyinggung tentang yang nomor 2 yaitu peraturan ekonomi yang di lahirkan oleh penguasa. Potensi itu sudah di depan mata yaitu di tahun 2024 sebagai pesta demokrasi rakyat secara legal memilih calon dan pemimpin yang nantinya menjadi ujung tombak untuk menyelesaikan permasalahannya bangsa terutama ekonomi yang vital karena mengenai perut yang harus terisi.

Pesta demokrasi dalam hal ini pemilu sudah di depan mata kurang daripada setahun lagi calon calon embrio panglima Tibang pasti ada dan berlipat ganda. Calon pengkhianat yang berbicara seperti orator mengedepankan nama rakyat tetapi tak bekerja untuk rakyat aspirasi aspirasi terdengar dan terjalankan oleh dia dan untuk timses dia.

Mencegah daripada itu kita harus selektif dan tidak mau perwakilan kita hanya menjadi seperti hewan kampret yang datang pada musim buah saja. Di harapkan kepada rakyat agar selektif memilih pemimpin jangan seperti panglima Tibang yang di berikan mandat tapi di ujung menjadi pengkhianat bagi bangsa nya sendiri dan sampai hati menjual bangsa nya sendiri demi sekeping emas dan segenggam beras merah begitulah kalau di ibaratkan

 

Tulisan ini oleh Aulia Halsa SKM Cabang Langsa

Slide Up
x
adbanner